Nvidia Perkenalkan Produk Gaming Handheld Baru – Shield




Menyambut event raksasa – CES 2013, beberapa produsen elektronik dan teknologi informasi sudah bersiap untuk memperkenalkan produk andalan terbaru mereka. Beberapa sudah dapat diprediksi, namun tidak sedikit pula yang meninggalkan kejutan. Salah satunya? Tentu saja Nvidia. Memasuki pangsa pasar konsumen yang lebih luas, Nvidia memang sempat memperkenalkan dan merilis beberapa produk gaming handheld di masa lalu. Fokus ini juga tampaknya tetap mereka pertahankan di tahun 2013 ini. Nvidia memperkenalkan sebuah produk baru yang tidak kalah menariknya – Shield.
Apa itu Shield? Shield merupakan produk gaming handheld terbaru Nvidia yang berbasiskan sistem operasi Android. Dengan bentuk yang menyerupai Nintendo DS tanpa layar di bagian bawah, Shield dengan layar 5 inchi touchscreen 720p ini sendiri menggunakan Android Jelly Bean sebagai basis sistem operasi. Dengan Nvidia Tegra 4 sebagai chip utama, Shield sendiri didesain dengan kemampuan baterai hingga 5-10 jam. Tidak hanya itu saja, ia juga diklaim dapat menjalankan engine terbaru Epic – Unreal Engine 4. Namun tidak sekedar memainkan game-game Android, Shield juga dapat digunakan sebagai layar portable PC gaming Anda dengan sistem stream. Dengan menggunakan software GeForce Experience yang terdapat di GTX 680, gamer dapat memainkan game PC kesayangan mereka di Shield. Handheld ini juga diperkuat dengan MicroSD slot, micro USB, dan HDMI output yang mampu memfasilitasi resolusi hingga 4K.
UI yang diusung oleh Shield.
Beragam port yang disediakan untuk menjamin pengalaman Shield yang lebih maksimal.
Perbandingan ukurannya dengan kontroler konsol yang lain.
Shield juga dapat digunakan sebagai layar kedua untuk memainkan game-game PC Anda secara portable. Dengan GeForce Experience yang ada, hal ini dimungkinkan dengan teknologi streaming.
Shield sendiri rencananya akan dirilis pada Q2 2013 mendatang, walaupun tanpa tanggal rilis dan harga yang pasti untuknya. Dengan kesempatan untuk melakukan stream game PC kesayangan Anda tanpa membutuhkan layanan cloud ala Onlive, Shield tentu menjadi handheld yang pantas untuk dilirik. Spesifikasi jempolan dan Android yang menjadi basisnya juga menjadi pendukung yang menarik. Mampukah Shield tampil sebagai pesaing handheld yang pantas untuk diperhatikan di industri game, terutama bagi para gamer PC? Jika Nvidia mampu menetapkan harga yang bersahabat, this will become the next “thing”..

Sumber : JagatPlay

0 komentar:

Review Wolfenstein – The New Order: Sensasi FPS yang Dirindukan!


Wolfenstein®: The New Order_20140522203907
First Person Shooter – memosisikan gamer sebagai karakter utama dari kacamata orang pertama, genre ini memang didesain untuk menawarkan pengalaman bermain yang lebih imersif. Misi utamanya membuat Anda merasa tengah bertempur langsung melawan setiap ancaman yang dilemparkan oleh si video game kepada Anda,menjalani setiap drama dan konflik yang ada. Namun sayangnya, seiring dengan waktu, FPS justru terlihat seperti sebuah genre yang tengah stagnan. Terlepas dari rilis franchise yang secara konsisten lahir, tidak ada inovasi signifikan yang bisa diharapkan darinya. Anda hanya harus membunuh musuh dari satu tempat ke tempat lainnya, sebelum akhirnya bertemu dengan sekedar cut-scene atau chapter yang baru.
Walaupun demikian, usaha untuk terus mempertahankan daya tarik genre ini tetap menjadi prioritas. Beberapa memilih untuk mengintegrasikannya dengan genre yang lain, menawarkan tema yang lain, sementara tidak sedikit juga yang sekedar menjadikannya media untuk sekedar menjual plot yang menjadi nilai jual paling utama. Statusnya sebagai sebuah franchise lawas – bahkan boleh dibilang sebagai pelopor genre FPS itu sendiri, tentu saja menarik untuk melihat pendekatan modern seperti apa yang ditawarkan oleh sang seri terbaru – Wolfenstein: The New Order. Proyek racikan MachineGames dan Bethesda Softworks ini memang menjadi proyek yang cukup diantisipasi tahun ini. Ketika lusinan game kompetitor berjuang mati-matian menjual perang bertema futuristik, Wolfenstein: The New Order kembali ke masa lalu.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu ini? Mengapa kami  menyebutnya sebagai game FPS dengan sensasi yang dirindukan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Wolfenstein®: The New Order_20140523154247
Seperti seri Wolfenstein di masa lalu, Anda tetap akan berperan sebagai William B.J Blazkowicz.
Bayangkan sebuah dunia, jika Nazi berhasil memenangkan perang dunia kedua melawan Sekutu. Itulah yang menjadi daya tarik utama Wolfenstein: The New Order.
Bayangkan sebuah dunia, jika Nazi berhasil memenangkan perang dunia kedua melawan Sekutu. Itulah yang menjadi daya tarik utama Wolfenstein: The New Order.
Pernahkah Anda membayangkan seperti apa dunia jika Nazi berhasil memenangkan perang dunia kedua? Usaha untuk menjaga kemurnian dan supremasi ras berjalan dalam skala global, dengan sistem pemerintahan diktator yang tentu saja tidak bisa dihindari. Hal inilah yang berusaha dieksploitasi oleh Wolfenstein: The New Order ini. Berbeda dengan skenario di dunia nyata, Jerman ternyata berhasil menguasai teknologi perang super canggih di tahun 1940-an. Hasilnya? Perang besar-besaran yang dikobarkan oleh tentara Sekutu bukanlah ancaman yang harus ditakuti.
Anda berperan sebagai William B.J Blazkowicz, seorang pasukan khusus yang memang diterjunkan ke garis depan untuk menghancurkan badan penelitian dan laboratorium Jerman. Namun apa yang ia temukan di sana? Jerman ternyata sudah dipersenjatai dengan tidak hanya senjata yang lebih mematikan, tetapi juga armor dan pasukan robot berukuran masif yang dengan mudah menerjang apapun yang mereka temukan. Sayangnya, usaha Blazkowicz untuk melakukan sabotase ke dalam fasilitas ini berakhir bencana. Digagalkan oleh sang musuh utama – General Willhelm “Deathshead” Strasse, Blazkowicz yang berhasil melarikan diri harus berhadapan dengan konsekuensi fatal yang lebih mematikan – hilang ingatan.
Wolfenstein®: The New Order_20140522215315
Gagalnya infiltrasi oleh Blazkowicz di markas rahasia Nazi Jerman memang tidak berakhir pada hilangnya nyawa. Namun ia harus bertemu dengan takdir lain yang tidak kalah memilukan.
Koma selama 14 tahun, Blazkowicz harus berhadapan dengan dunia yang berbeda. Teknologi canggih yang dimiliki Jerman membuatnya tampil sebagai adikuasa baru.
Koma selama 14 tahun, Blazkowicz harus berhadapan dengan dunia yang berbeda. Teknologi canggih yang dimiliki Jerman membuatnya tampil sebagai adikuasa baru.
Sebuah luka besar di kepala memang tidak cukup untuk membunuh Blazkowicz, namun cukup untuk membuatnya masuk dalam kondisi koma selama 14 tahun – membuat seluruh tubuhnya tidak bisa berfungsi sama sekali. Tinggal di sebuah rumah sakit jiwa di Poland, Blazkowicz secara tiba-tiba menemukan kembali kekuatannya setelah tentara Nazi membahayakan nyawa sang penolong – Anya Oliwa yang memang berada di ujung hidupnya. Bangkit kembali dan berusaha bergabung kembali dengan pasukan Amerika Serikat, Blazkowicz ternyata harus berhadapan dengan kenyataan pahit yang tidak pernah ia prediksikan sebelumnya. Ia bangun kembali di tahun 1960 dan tidak ada lagi yang namanya “Amerika Serikat” – negara asalnya. Sejak ia jatuh koma, Nazi telah berhasil memenangkan setiap pertempuran yang ada dan menjadi adikuasa baru di dunia.
Satu-satunya cara untuk menundukkan Nazi adalah bergabung dengan kelompok pemberontak bawah tanah. Kehadiran Blazkowicz menjadi ekstra tenaga baru.
Satu-satunya cara untuk menundukkan Nazi adalah bergabung dengan kelompok pemberontak bawah tanah. Kehadiran Blazkowicz menjadi ekstra tenaga baru.
Berusaha mencari teknologi yang lebih canggih, untuk menyeimbangkan peta kekuatan. Satu-satunya cara? Mengandalkan teknologi modern misterius dari kelompok rahasia
Berusaha mencari teknologi yang lebih canggih, untuk menyeimbangkan peta kekuatan. Satu-satunya cara? Mengandalkan teknologi modern misterius dari kelompok rahasia –  Da’at Yichud.
Satu-satunya cara melawan balik adalah dengan bergabung dengan kelompok Resistance yang masih menjalankan operasi bawah tanah untuk menggulingkan Nazi. Berpusat di tengah kota, Resistance mempelajari bahwa satu-satunya alasan Nazi bisa memenangkan pertempuran adalah berkat inovasi dan teknologi rahasia organisasi Yahudi – Da’at Yichud yang berhasil mereka kuasai. Satu-satunya cara untuk membalikkan arus pertempuran adalah mencari anggota Da’at Yichud yang masih hidup, dan menemukan teknologi lain yang lebih canggih dan mematikan. Seperti yang bisa diprediksi, pekerjaan sulit ini akan bergantung pada sosok Blazkowicz itu sendiri.
Pertempuran seperti apa yang harus dijalani oleh Blazkowicz?
Pertempuran seperti apa yang harus dijalani oleh Blazkowicz?
Lantas perjalanan seperti apa yang harus ditempuh oleh Blazkowicz? Mampukah kelompok The Resistance menghancurkan kekuasaan Nazi di seluruh dunia? Rencana licik apa lagi yang tengah dipersiapkan oleh Nazi? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Wolfenstein: The New Order ini.

Menawarkan Atmosfer yang Luar Biasa!

Sebagai sebuah game FPS,  tidak ada inovasi yang bisa diharapkan dari Wolfenstein: The New Order terutama di sisi gameplay. Kekuatan utama ada di kemampuan MachineGames menawarkan atmosfer yang luar biasa.
Sebagai sebuah game FPS, tidak ada inovasi yang bisa diharapkan dari Wolfenstein: The New Order terutama di sisi gameplay. Kekuatan utama ada di kemampuan MachineGames menawarkan atmosfer yang luar biasa.
Tidak bisa berharap akan ada banyak inovasi bisa diterapkan di sebuah game FPS, yang sejak awal eksistensinya, memang berputar pada satu garis merah yang sama – menembak siapapun yang di depan mata dan memastikan diri selamat hingga tujuan selanjutnya. Konsep serupa juga diterapkan di Wolfenstein: The New Order ini. Sebagian besar gameplay akan berputar di mekanik yang sama. Namun bukan hal inilah yang membuat game racikan MachineGames ini terlihat memesona. Tetapi fakta bahwa ia dibangun dengan kualitas game FPS yang saat ini, tidak pernah lagi menjadi fokus para developer.
Atmosfer, ini mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan pesona utama dari Wolfenstein: The New Order. Secara visual, walaupun hadir dengan detail yang cukup baik, ia tidak merepresentasikan kualitas sebuah game next-gen yang mengagumkan. Selain tata cahaya yang pantas untuk diacungi jempol, tidak ada yang istimewa. Namun fokus MachineGames untuk membayangkan sebuah kondisi dunia dimana Nazi dengan teknologi sangat tinggi menguasai dunia, inilah yang membuat Wolfenstein: The New Orderterasa sangat spesial. Mereka tidak setengah-setengah untuk membuat imajinasi Anda melambung liar. Bangunan-bangunan tinggi kolosal dengan lambang swastika dimana-mana, robot-robot bersenjata canggih yang mematikan, mayat bergelimpangan penuh darah dan anggota tubuh yang hilang, hingga para petinggi Nazi yang terlihat seperti psikopat haus nyawa. Ditambah dengan penggunaan bahasa Jerman yang terdengar sangar, Anda benar-benar bisa merasakan kondisi dunia di bawah kepemimpinan Nazi.
Desain dunia yang ditawarkan memang merepresentasikan dengan kuat skenario bila Nazi berkuasa. Dari sekedar poster propaganda, hingga brutalitas yang ada.
Desain dunia yang ditawarkan memang merepresentasikan dengan kuat skenario bila Nazi berkuasa. Dari sekedar poster propaganda, hingga brutalitas yang ada.
Kekejaman perang diperlihatkan secara eksplisit.
Kekejaman perang diperlihatkan secara eksplisit.
Voice acts yang ciamik diperkuat dengan kepribadian unik masing-masing karakter yang digambarkan kuat, membuat pengalaman Wolfenstein tampil kian optimal.
Voice acts yang ciamik diperkuat dengan kepribadian unik masing-masing karakter yang digambarkan kuat, membuat pengalaman Wolfenstein tampil kian optimal.
Terasa lebih personal, Anda juga terkadang dihadapkan pada pilihan-pilihan yang cukup menggelitik moral.
Terasa lebih personal, Anda juga terkadang dihadapkan pada pilihan-pilihan yang cukup menggelitik moral.
Tidak hanya dari sekedar setting dan tema unik yang ditawarkan, Machine Games juga memperkuat hal tersebut dengan kekuatan plot yang juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Walaupun minim dramatisasi, namun setiap karakter dengan kepribadian yang unik. Lompatan cerita dari satu chapter ke chapter lain berjalan proporsional, memperlihatkan signifikansi peran Anda dalam pertempuran melawan penguasa dunia nan lalim ini. Voice acts dan setiap cut-scene yang Anda temui juga pantas untuk diacungi jempol. Sebuah kualitas yang memang kian sulit ditemukan di game FPS saat ini, dimana “kualitas” seringkali diasosiasikan dengan perang penuh ledakan besar  dan dramatisasi ala Hollywood. Di Wolfenstein: The New Order, semua sensasi ini terasa lebih personal. Anda terkadang juga dihadapkan pada pilihan-pilihan yang cukup untuk membuat Anda merasakan konflik moral.

Gameplay yang Tidak Terlalu Spesial

Sementara dari sisi gameplay sendiri? Tidak ada yang terasa sangat spesial.
Sementara dari sisi gameplay sendiri? Tidak ada yang terasa sangat spesial.
Dengan atmosfer yang luar biasa, Wolfenstein: The New Order sendiri memang tidak menawarkan banyak inovasi di sisi gameplay. Seperti layaknya sebuah game FPS, Anda hanya harus mengangkat senjata dan berhadapan dengan setiap musuh yang berada di depan mata. Terdengar mudah memang, namun ini bukanlah Nazi “biasa” yang mungkin sempat Anda temukan di seri Medal of Honor atau Call of Duty lawas. Teknologi canggih yang mereka kuasai memungkinkan Nazi melemparkan varian musuh yang didesain dengan satu misi utama: mencabut nyawa siapapun, sebanyak dan secepat mungkin. Maka Anda akan berhadapan dengan pasukan ber-armor tebal, robot, hingga anjing mutan yang mematikan. Masing-masing darinya hadir dengan senjata dan pola serangan yang unik.
Alih-alih sebuah game corridor shooter yang membatasi ruang gerak Anda, Wolfenstein: The New Order hadir dengan satu level luas yang memungkinkan Anda untuk bebas menentukan metode bermain. Anda bisa bermain secara stealth atau frontal dengan berperang terbuka. Bermain secara stealth berarti menjamin permainan yang minim resiko, sementara berperang secara terbuka menjamin supply adrenalin ke tubuh Anda yang secara konstan hadir. Setiap level memfasilitasi hal tersebut. Namun, terlepas dari apapun gaya bermain Anda, kunci untuk melewatkan satu level dengan selamat tetap satu: membunuh sang pejabat tertinggi – Commander terlebih dahulu, sebelum membunuh ancaman yang lain. Apa pasal? Karena sang Commander punya kemampuan untuk memanggil bala bantuan tanpa batas, yang berarti supply tentara musuh yang tidak kunjung habis. Anda bisa membedakan Commander lewat pakaian yang mereka gunakan, sekaligus sebuah radar sederhana di bagian kanan atas.
Bermain frontal atau stealth? Your choice!
Bermain frontal atau stealth? Your choice!
Variasi musuh yang didesain dengan baik menawarkan tantangan tersendiri.
Variasi musuh yang didesain dengan baik menawarkan tantangan tersendiri.
Membunuh Commander menjadi hal yang paling rasional untuk memastikan jalannya pertempuran yang lebih minim resiko.
Membunuh Commander menjadi hal yang paling rasional untuk memastikan jalannya pertempuran yang lebih minim resiko.
Dual-wielding for extra awesomeness!!
Dual-wielding for extra awesomeness!!
Seperti halnya sebuah game FPS arcade, Anda tidak perlu takut masalah recoil dan physics peluru di Wolfenstein: The New Order ini. Yang harus Anda lakukan hanyalah melemparkan peluru sebanyak dan seefektif mungkin, sembari bersenang-senang. Tidak cukup satu senjata, Blazkowicz juga bisa menggunakan sistem dual-wielding untuk senjata apapun yang Anda miliki. Perasaan badass ketika Anda menggunakan dua buah shotgun atau machine gun di kedua tangan memang membuat Anda merasa seperti tengah berperan di sebuah film action lawas. Dual-wielding juga membantu Anda menghasilkan damage yang lebih besar dengan cepat, apalagi ketika berhadapan dengan robot atau prajurit dengan armor tebal. Konsekuensinya? Jangan berharap Anda mendapatkan akurasi sebaik Anda melakukan bidik. Senjata juga akan mendapatkan upgrade berkala sesuai dengan progress cerita yang ada. Anda juga bisa mencabut mounting senjata berat para Nazi dan menggunakannya dalam jumlah terbatas.
Dengan menggunakan laser cutter ini, Anda bisa memotong besi yang menghalangi jalan Anda menuju area selanjutnya.
Dengan menggunakan laser cutter ini, Anda bisa memotong besi yang menghalangi jalan Anda menuju area selanjutnya.
Sayangnya, ia juga hadir dengan mekanisme yang cukup menyebalkan - looting manual. Anda harus melihat ke tanah dan menekan tombol, untuk mengumpulkan peluru dan armor yang ada.
Sayangnya, ia juga hadir dengan mekanisme yang cukup menyebalkan – looting manual. Anda harus melihat ke tanah dan menekan tombol, untuk mengumpulkan peluru dan armor yang ada.
Variasi senjata yang ditawarkan memang cukup banyak, termasuk sebuah laser cutter yang tidak hanya bisa menembakkan peluru plasma, tetapi juga bisa dijadikan sebagai alat pemotong besi untuk bisa bergerak ke area selanjutnya. Sayangnya, Wolfenstein: The New Order mengusung satu mekanisme lain yang terhitung cukup menyebalkan. Berbeda dengan game-game FPS saat ini yang secara otomatis melakukan looting peluru dan armor yang Anda dapatkan setelah membunuh musuh yang ada, Wolfenstein: The New Order meminta Anda melakukannya secara manual. Hasilnya? Anda secara konsisten harus terus menerus melihat ke lantai untuk melihat apa yang tersisa dan mengumpulkan setiap darinya. Tidak terasa esensial dan kian menyebalkan seiring dengan waktu. Namun keputusan untuk mengembalikan sistem health dan armor, bahkan mekanisme overcharge memang pantas untuk diacungi jempol.
Sistem perk yang sayangnya, tidak terasa terlalu signifikan.
Sistem perk yang sayangnya, tidak terasa terlalu signifikan.
Untuk memberikan ekstra tantangan, Wolfenstein: The New Order juga hadir dengan sistem perk yang bisa dibuka jika Anda menyelesaikan tantangan dalam jumlah tertentu.
 

Easter Eggs Keren!

Easter egg super keren!
Easter egg super keren!
Jika semua setting, karakter, dan plot yang ditawarkan oleh Wolfenstein: The New Order belum cukup untuk membuat Anda jatuh hati pada pandangan pertama, Machine Games dan  Bethesda punya cara lain untuk membuat identitas gamer Anda tergelitik senang. Tentu saja, lewat serangkaian easter eggs yang memang harus diakui keren.
Ayo, ada yang tahu Easter Eggs ini mengacu pada game apa?
Ayo, ada yang tahu Easter Eggs ini mengacu pada game apa?
Bagi Anda yang tidak tahu, Wolfenstein 3D yang dirilis tahun 1992 silam merupakan cikal bakal dari genre FPS. Ia menjadi yang pertama di genrenya, inovasi yang terus bertahan dan kian populer di generasi gaming yang jauh lebih modern. Guess what? Anda ternyata bisa merasakan kembali sensasi klasik ini di The New Order. Dengan hanya tidur di salah satu kasus di markas besar The Resistance, Anda akan membawa Blazkowicz ke dalam sebuah “mimpi buruk” yang ternyata, adalah sebuah game Wolfenstein 3D dalam definisi tinggi. Selain model karakter dan senjata modern yang dipertahankan, semua elemen diadaptasikan dari versi klasiknya. Easter egg yang lain? Look at that vault!

Kesimpulan

Wolfenstein®: The New Order_20140523175025
Wolfenstein: The New Order adalah sebuah angin segar untuk semua penggemar genre FPS, yang tentu saja merindukan sebuah game yang tidak hanya diciptakan untuk sekedar menjual efek-efek Hollywood dengan gameplay dan cerita yang dangkal.
Tidak spesial di sisi gameplay, tetapi memukau di elemen cerita dan presentasi setting yang luar biasa, kalimat yang satu ini tampaknya pantas untuk mendefinisikan Wolfenstein: The New Order ini. Mengambil cerita unik soal dominasi dunia oleh Nazi, MachineGames berhasil membuat skenario tersebut tampil sangat bisa dipercaya lewat kualitas desain yang ditawarkan. Anda melihat dunia yang penuh dengan bangunan-bangunan militer tinggi, kematian penuh darah dan mutilasi, hingga konflik sosial yang terjadi, semuanya dilakukan di bawah bendera dengan lambang swastika ini. Kebebasan untuk menentukan gaya bermain – stealth ataupun frontal menjadi nilai plus. Diperkuat dengan kemampuan dual-wielding yang ada, Wolfenstein: The New Order tetap menawarkan sebuah game FPS yang menyenangkan. Kerennya lagi? Terlepas dari kualitas visual yang tidak memesona, Anda bisa melihat animasi karakter yang cukup hidup dibandingkan dengan game-game FPS yang lain.
Walaupun demikian, ada beberapa kekurangan yang pantas untuk dicatat dari Wolfenstein: The New Order ini. Salah satu yang paling menyebalkan tentu saja kehadiran mekanisme yang menuntut Anda untuk mengambil loot secara manual, yang sebenarnya tidak berpengaruh signifikan dalam gameplay. Catatan lain adalah kehadiran sistem perk yang juga tidak terasa mempengaruhi permainan secara drastis, dan terlihat tak ubahnya sekedar sebuah ekstra tantangan yang tidak harus diselesaikan. Kehadiran dua mekanisme ini memang pantas dipertanyakan.
Wolfenstein: The New Order adalah sebuah angin segar untuk semua penggemar genre FPS, yang tentu saja merindukan sebuah game yang tidak hanya diciptakan untuk sekedar menjual efek-efek Hollywood dengan gameplay dan cerita yang dangkal. Walaupun secara gameplay, ia tidak terlihat spesial, namun Wolfenstein: The New Order menawarkan sebuah dunia, sebuah skenario yang menarik diikuti, sebuah alternatif realita yang  untungnya, berhasil kita hindari di dunia nyata.

Kelebihan

Walaupun hadir dengan kualitas visual yang tidak terlalu memukau, efek tata cahaya yang ditawarkan masih pantas diacungi jempol.
Walaupun hadir dengan kualitas visual yang tidak terlalu memukau, efek tata cahaya yang ditawarkan masih pantas diacungi jempol.
  • Dual-wielding
  • Lighting in-game
  • Bebas bermain secara stealth atau frontal
  • Plot yang sangat menarik
  • Karakter yang hadir kuat – dengan kepribadian unik masing-masing
  • Desain setting yang luar biasa
  • Kekerasan eksplisit
  • Variasi musuh yang cukup kaya

Kekurangan

Kualitas visual yang sayangnya, tidak cukup pantas untuk disebut next-gen.
Kualitas visual yang sayangnya, tidak cukup pantas untuk disebut next-gen.
  • Kualitas visual yang tidak terasa next-gen
  • Looting manual
  • Sistem perk yang tidak terasa signifikan
Cocok untuk gamer: yang mengharapkan game FPS dengan kekuatan cerita dan karakter yang solid
Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan skenario perang penuh ledakan besar, tidak terlalu dengan tema yang tidak mengakar pada realita

Sumber : JagatPlay

0 komentar:

Sejumlah Detail Terbaru Assassin’s Creed: Unity


ac unity coop e3 2014
Sebuah seri yang akhirnya benar-benar bisa merepresentasikan performa konsol generasi terbaru, kesan yang satu ini memang mengalir kuat dengan Assassin’s Creed: Unity. Keputusan Ubisoft untuk memfokuskan penggarapan proyek ini hanya untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC memang perlahan namun pasti, mulai terbayarkan dengan manis. Beberapa trailer, screenshot, bahkan demo gameplay teranyar di E3 2014 memperlihatkan kualitas visualisasi yang luar biasa, dengan paduan animasi gerakan yang tampil lebih hidup. Lantas, apa yang sebenarnya membuat seri ini berbeda, selain dari kualitas visual ini? Beberapa detail teranyar akhirnya mengemuka dari media gaming luar negeri yang berkesempatan mencicipinya secara langsung di event E3 2014.
Beberapa detail memang sudah mengemuka, seperti Revolusi Perancis yang menjadi setting utama serta kehadiran mode kooperatif 4 player yang bisa dipicu untuk menyelesaikan beragam misi yang ditawarkan. Walaupun menjadi fokus di event milik Sony dan Ubisoft sendiri, ada beberapa misteri yang masih menjadi pertanyaan besar, seperti garis besar cerita dan implementasi mekanik seperti apa yang membuatnya tampil berbeda dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya. Untungnya, jawaban tersebut dijawab oleh impresi pertama yang dilemparkan situs gaming ternama – GameInformer. Inilah beberapa detail terbaru Assassin’s Creed: Unity yang pantas untuk diperhatikan:
ac unity4 ac unity3 ac unity1 ac unity
  • Assassin’s Creed: Unity dikembangkan oleh tim yang sama dengan Assassin’s Creed: Brotherhood dan sudah dimulai sejak tahun 2010 silam. Proses pengembangan yang berjalan hampir 4 tahun. Tidak mengherankan jika mereka mampu menawarkan kualitas next-gen yang memukau.
  • Dunia yang ditawarkan AC: Unity dua kali lipat lebih besar dari apa yang ditawarkan di Assassin’s Creed III. Sebagian besar landmark penting juga akan dibangun ulang di game ini.
  • Karakter utama Anda adalah Arno Victor Dorian, kelahiran Versailles yang bergabung dengan kelompok Assassin demi sebuah misi balas dendam. Revolusi Perancis sekedar menjadi latar belakang, sementara Arno sendiri lebih digerakkan oleh agenda pribadinya. Seperti seri klasik Assassin’s Creed di awal, Arno juga akan memulai “karir” Assassinnya dari bawah hingga ke puncak dalam narasi yang ada, kisah sama yang juga terjadi di Altair dan Ezio.
  • Ubisoft tidak memaksakan player untuk memainkan game ini secara kooperatif. Kesempatan untuk memainkan dan menyelesaikan game ini dengan hanya single player dimungkinkan. Namun bagi Anda yang ingin bermain bersama dengan gamer lain, Anda hanya tinggal bergerak menuju Tavern terdekat dan Anda akan melihat versi “ghost” player lain yang tengah minum-minum di sana. Berbicara dengan mereka akan langsung membawa Anda masuk ke dalam mode multiplayer kooperatif yang ada. Tidak semua misi bisa diselesaikan dengan mode kooperatif ini, beberapa memaksa Anda untuk bermain secara solo.
  • AC: Unity tidak memuat mode kompetitif seperti seri seri sebelumnya.
  • Seri terbaru ini juga diklaim memuat teknologi “Keramaian” terbaik di antara game-game generasi terbaru. AC: Unity bisa memuat lebih dari 1.000 karakter AI dalam satu layar, yang kesemuanya siap berinterkasi satu sama lain atau merespon setiap aksi yang Anda lakukan.
  • Parkour kini tidak hanya diimplementasikan untuk gerakan yang menuju ke tempat lebih tinggi, tetapi juga tempat yang lebih rendah lewat kombinasi tombol aksi yang juga berbeda. Anda bisa melihat betapa mudahnya Arno melompat dari satu platform ke platform lain untuk turun, dengan animasi yang tentu saja – keren. Jadi, tidak ada lagi keharusan untuk mencari jerami dan melakukan leap of faith sebagai satu-satunya sarana untuk turun dari tempat tinggi dengan cepat.
  • Elemen RPG di AC: Unity akan terasa lebih kentara. Beberapa misi kini menawarkan skill points individual berbeda yang bisa digunakan untuk memperkuat satu dari begitu banyak skill aktif dan pasif milik Arno, dari sekedar menyamar, eagle vision, hingga lockpick. Equipment kini juga tidak hanya sekedar menawarkan tambahan status, tetapi juga perbedaan tampilan visual pada sosok Arno yang lebih kentara.
  • Misi utama dan misi sampingan kini bisa dilakukan dalam satu pengalaman yang berkesinambungan.
  • AC: Unity kini hadir dengan lebih banyak  bangunan yang bisa dimasuki dengan interior uniknya masing-masing. Ubisoft bahkan mengklaim bahwa setidaknya 1 dari 4 bangunan memiliki interior yang bisa dieksplorasi. Misi-misi yang bisa ditempuh oleh gamer kini juga akan muncul lebih jelas di mini map ketika sang karakter utama diam. Jadi Anda tidak perlu lagi sibuk bolak-balik mengakses map yang ada.
  • AC: Unity akhirnya menyuntikkan tombol untuk melakukan crouch, membantu aksi cover yang lebih baik.
  • Senjata baru – Phantom Blade ditawarkan sebagai solusi untuk membunuh musuh dari jarak jauh secara sembunyi-sembunyi.
  • AI disempurnakan dan tampil lebih menantang, terutama ketika muncul dalam bentuk grup. Ubisoft juga menjanjikan segudang animasi gerakan serangan baru yang lebih keren.
Assassin’s Creed: Unity sendiri rencananya akan meluncur pada 28 Oktober 2014 mendatang, untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah beragam detail fitur dan fungsi baru ini cukup untuk membuat Anda tertarik kembali dengan Assassin’s Creed?

Sumber : JagatPlay

0 komentar:

Lords of the Fallen Dapatkan Tanggal Rilis Pasti!



lords of the fallen3
Sebagian besar dari Anda yang mengikuti perkembangan informasi di industri game, mungkin tidak asing lagi dengan nama Lords of the Fallen. Dikembangkan oleh developer sama yang menangani seri game Sniper Ghost Warriors – CI Games, Lords of the Fallen memang menajdis alah satu game action RPG yang cukup diantisipasi. Alasannya terlihat begitu jelas. Tidak hanya sekedar menawarkan kualitas visual yang memesona, ia juga menjual gameplay yang mengkombinasikan mekanik ala Dark Souls dan Legend of Zelda di saat yang sama. Untung Anda yang menantikannya, Lords of the Fallen akhirnya menetapkan tanggal rilis pasti!
Detail terkait Lords of the Fallen sendiri memang masih sedikit berbayang. Selain sebuah demo gameplay yang secara jelas menuntut gaya bertarung taktis dan penuh perhitungan, CI Games sendiri masih belum memperlihatkan game ini lebih jauh. Satu kepastian yang sudah diumumkan, ia akan berjalan dengan resolusi dan kualitas framerate maksimal di Playstation 4, sementara sedikit berkurang di versi Xbox One.

Terlepas dari antisipasi yang ada, Lords of the Fallen akan menjadi mimpi buruk bagi Anda yang sudah cukup panik melihat jadwal rilis game-game yang siap meluncur Oktober 2014 mendatang. Benar sekali, Lords of the Fallen akan dirilis di bulan super ramai tersebut. Game ini dikonfirmasikan akan meluncur 31 Oktober 2014 mendatang, untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC.  

Sumber : JagatPlay




0 komentar:

Ubisoft: Assassin’s Creed – Unity Akan Jadi Awal Baru!

ac unity

Sebuah franchisegame  tahunan memang punya plus minusnya. Di satu sisi, ia membangun basis fans lebih cepat, yang tidak akan segan menyumbangkan pendapatan yang konsisten setiap tahunnya. Sementara di sisi lain, dengan minimnya inovasi yang bisa ia tawarkan, franchise menjadi rentan monoton dan terasa jenuh. Hal terakhir inilah yang berusaha dihindari oleh Ubisoft dan franchise andalannya – Assassin’s Creed. Terlepas dari mekanik gameplay yang hampir serupa dari satu seri ke seri lainnya, Ubisoft menyuntikkan tema historis yang berbeda dan beberapa inovasi gameplay untuk membuatnya tetap menarik. Untuk sang seri terbaru – Unity, Ubisoft mengklaim akan menghadirkan sesuatu yang lebih.
Dalam video terbaru yang ia rilis via situs Youtube, Creative Director AC: Unity – Alex Amancio menegaskan bahwa posisi Assassin’s Creed: Unity akan serupa dengan seri pertama Assassin’s Creed yang dirilis tahun 2007 silam. Ia akan menjadi awal yang baru untuk franchise AC secara keseluruhan, mengusung pendekatan yang berbeda terhadap cerita yang lebih modern, dan tentu saja – menandai mulainya sebuah siklus baru. Ia juga menyebutkan bahwa Unity adalah salah satu seri terbaik untuk memperkenalkan Assassin’s Creed kepada calon gamer baru, selain seri pertama AC tentunya. Sayangnya, pernyataan ini tidak dipecah ke dalam informasi yang lebih mendetail.
Ubisoft menyebut posisi AC: Unity yang serupa dengan seri pertama Assassin's Creed beberapa tahun lalu. Sebuah awal baru untuk franchise ini.
Ubisoft menyebut posisi AC: Unity yang serupa dengan seri pertama Assassin’s Creed beberapa tahun lalu. Sebuah awal baru untuk franchise ini.
Lantas apa yang membuat Unity pantas disebut sebagai “awal baru” untuk franchise yang sudah berputar tahunan selama 7 tahun terakhir ini? Dari sekedar penambahan mode kooperatif? Mekanik yang benar-benar baru? Sekedar cerita? Atau sensasi yang belum pernah ditawarkan sebelumnya? Satu-satunya cara untuk membuktikan adalah dengan menjajalnya secara langsung pada 28 Oktober 2014 mendatang di Playstation 4, Xbox One, dan PC.

Sumber : Jagatplay

0 komentar: