Review Wolfenstein – The New Order: Sensasi FPS yang Dirindukan!

First Person Shooter – memosisikan gamer sebagai karakter utama dari kacamata orang pertama, genre ini memang didesain untuk menawarkan pengalaman bermain yang lebih imersif. Misi utamanya membuat Anda merasa tengah bertempur langsung melawan setiap ancaman yang dilemparkan oleh si video game kepada Anda,menjalani setiap drama dan konflik yang ada. Namun sayangnya, seiring dengan waktu, FPS justru terlihat seperti sebuah genre yang tengah stagnan. Terlepas dari rilis franchise yang secara konsisten lahir, tidak ada inovasi signifikan yang bisa diharapkan darinya. Anda hanya harus membunuh musuh dari satu tempat ke tempat lainnya, sebelum akhirnya bertemu dengan sekedar cut-scene atau chapter yang baru.
Walaupun demikian, usaha untuk terus mempertahankan daya tarik genre ini tetap menjadi prioritas. Beberapa memilih untuk mengintegrasikannya dengan genre yang lain, menawarkan tema yang lain, sementara tidak sedikit juga yang sekedar menjadikannya media untuk sekedar menjual plot yang menjadi nilai jual paling utama. Statusnya sebagai sebuah franchise lawas – bahkan boleh dibilang sebagai pelopor genre FPS itu sendiri, tentu saja menarik untuk melihat pendekatan modern seperti apa yang ditawarkan oleh sang seri terbaru – Wolfenstein: The New Order. Proyek racikan MachineGames dan Bethesda Softworks ini memang menjadi proyek yang cukup diantisipasi tahun ini. Ketika lusinan game kompetitor berjuang mati-matian menjual perang bertema futuristik, Wolfenstein: The New Order kembali ke masa lalu.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game FPS dengan sensasi yang dirindukan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Seperti seri Wolfenstein di masa lalu, Anda tetap akan berperan sebagai William B.J Blazkowicz.

Bayangkan
sebuah dunia, jika Nazi berhasil memenangkan perang dunia kedua melawan
Sekutu. Itulah yang menjadi daya tarik utama Wolfenstein: The New
Order.
Anda berperan sebagai William B.J Blazkowicz, seorang pasukan khusus yang memang diterjunkan ke garis depan untuk menghancurkan badan penelitian dan laboratorium Jerman. Namun apa yang ia temukan di sana? Jerman ternyata sudah dipersenjatai dengan tidak hanya senjata yang lebih mematikan, tetapi juga armor dan pasukan robot berukuran masif yang dengan mudah menerjang apapun yang mereka temukan. Sayangnya, usaha Blazkowicz untuk melakukan sabotase ke dalam fasilitas ini berakhir bencana. Digagalkan oleh sang musuh utama – General Willhelm “Deathshead” Strasse, Blazkowicz yang berhasil melarikan diri harus berhadapan dengan konsekuensi fatal yang lebih mematikan – hilang ingatan.

Gagalnya
infiltrasi oleh Blazkowicz di markas rahasia Nazi Jerman memang tidak
berakhir pada hilangnya nyawa. Namun ia harus bertemu dengan takdir lain
yang tidak kalah memilukan.

Koma
selama 14 tahun, Blazkowicz harus berhadapan dengan dunia yang berbeda.
Teknologi canggih yang dimiliki Jerman membuatnya tampil sebagai
adikuasa baru.

Satu-satunya
cara untuk menundukkan Nazi adalah bergabung dengan kelompok
pemberontak bawah tanah. Kehadiran Blazkowicz menjadi ekstra tenaga
baru.

Berusaha
mencari teknologi yang lebih canggih, untuk menyeimbangkan peta
kekuatan. Satu-satunya cara? Mengandalkan teknologi modern misterius
dari kelompok rahasia – Da’at Yichud.

Pertempuran seperti apa yang harus dijalani oleh Blazkowicz?
Menawarkan Atmosfer yang Luar Biasa!

Sebagai
sebuah game FPS, tidak ada inovasi yang bisa diharapkan dari
Wolfenstein: The New Order terutama di sisi gameplay. Kekuatan utama ada
di kemampuan MachineGames menawarkan atmosfer yang luar biasa.
Atmosfer, ini mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan pesona utama dari Wolfenstein: The New Order. Secara visual, walaupun hadir dengan detail yang cukup baik, ia tidak merepresentasikan kualitas sebuah game next-gen yang mengagumkan. Selain tata cahaya yang pantas untuk diacungi jempol, tidak ada yang istimewa. Namun fokus MachineGames untuk membayangkan sebuah kondisi dunia dimana Nazi dengan teknologi sangat tinggi menguasai dunia, inilah yang membuat Wolfenstein: The New Orderterasa sangat spesial. Mereka tidak setengah-setengah untuk membuat imajinasi Anda melambung liar. Bangunan-bangunan tinggi kolosal dengan lambang swastika dimana-mana, robot-robot bersenjata canggih yang mematikan, mayat bergelimpangan penuh darah dan anggota tubuh yang hilang, hingga para petinggi Nazi yang terlihat seperti psikopat haus nyawa. Ditambah dengan penggunaan bahasa Jerman yang terdengar sangar, Anda benar-benar bisa merasakan kondisi dunia di bawah kepemimpinan Nazi.

Desain
dunia yang ditawarkan memang merepresentasikan dengan kuat skenario
bila Nazi berkuasa. Dari sekedar poster propaganda, hingga brutalitas
yang ada.

Kekejaman perang diperlihatkan secara eksplisit.

Voice
acts yang ciamik diperkuat dengan kepribadian unik masing-masing
karakter yang digambarkan kuat, membuat pengalaman Wolfenstein tampil
kian optimal.

Terasa lebih personal, Anda juga terkadang dihadapkan pada pilihan-pilihan yang cukup menggelitik moral.
Gameplay yang Tidak Terlalu Spesial

Sementara dari sisi gameplay sendiri? Tidak ada yang terasa sangat spesial.
Alih-alih sebuah game corridor shooter yang membatasi ruang gerak Anda, Wolfenstein: The New Order hadir dengan satu level luas yang memungkinkan Anda untuk bebas menentukan metode bermain. Anda bisa bermain secara stealth atau frontal dengan berperang terbuka. Bermain secara stealth berarti menjamin permainan yang minim resiko, sementara berperang secara terbuka menjamin supply adrenalin ke tubuh Anda yang secara konstan hadir. Setiap level memfasilitasi hal tersebut. Namun, terlepas dari apapun gaya bermain Anda, kunci untuk melewatkan satu level dengan selamat tetap satu: membunuh sang pejabat tertinggi – Commander terlebih dahulu, sebelum membunuh ancaman yang lain. Apa pasal? Karena sang Commander punya kemampuan untuk memanggil bala bantuan tanpa batas, yang berarti supply tentara musuh yang tidak kunjung habis. Anda bisa membedakan Commander lewat pakaian yang mereka gunakan, sekaligus sebuah radar sederhana di bagian kanan atas.

Bermain frontal atau stealth? Your choice!

Variasi musuh yang didesain dengan baik menawarkan tantangan tersendiri.

Membunuh Commander menjadi hal yang paling rasional untuk memastikan jalannya pertempuran yang lebih minim resiko.

Dual-wielding for extra awesomeness!!

Dengan menggunakan laser cutter ini, Anda bisa memotong besi yang menghalangi jalan Anda menuju area selanjutnya.

Sayangnya,
ia juga hadir dengan mekanisme yang cukup menyebalkan – looting manual.
Anda harus melihat ke tanah dan menekan tombol, untuk mengumpulkan
peluru dan armor yang ada.

Sistem perk yang sayangnya, tidak terasa terlalu signifikan.
Easter Eggs Keren!

Easter egg super keren!

Ayo, ada yang tahu Easter Eggs ini mengacu pada game apa?
Kesimpulan

Wolfenstein:
The New Order adalah sebuah angin segar untuk semua penggemar genre
FPS, yang tentu saja merindukan sebuah game yang tidak hanya diciptakan
untuk sekedar menjual efek-efek Hollywood dengan gameplay dan cerita
yang dangkal.
Walaupun demikian, ada beberapa kekurangan yang pantas untuk dicatat dari Wolfenstein: The New Order ini. Salah satu yang paling menyebalkan tentu saja kehadiran mekanisme yang menuntut Anda untuk mengambil loot secara manual, yang sebenarnya tidak berpengaruh signifikan dalam gameplay. Catatan lain adalah kehadiran sistem perk yang juga tidak terasa mempengaruhi permainan secara drastis, dan terlihat tak ubahnya sekedar sebuah ekstra tantangan yang tidak harus diselesaikan. Kehadiran dua mekanisme ini memang pantas dipertanyakan.
Wolfenstein: The New Order adalah sebuah angin segar untuk semua penggemar genre FPS, yang tentu saja merindukan sebuah game yang tidak hanya diciptakan untuk sekedar menjual efek-efek Hollywood dengan gameplay dan cerita yang dangkal. Walaupun secara gameplay, ia tidak terlihat spesial, namun Wolfenstein: The New Order menawarkan sebuah dunia, sebuah skenario yang menarik diikuti, sebuah alternatif realita yang untungnya, berhasil kita hindari di dunia nyata.
Kelebihan

Walaupun hadir dengan kualitas visual yang tidak terlalu memukau, efek tata cahaya yang ditawarkan masih pantas diacungi jempol.
- Dual-wielding
- Lighting in-game
- Bebas bermain secara stealth atau frontal
- Plot yang sangat menarik
- Karakter yang hadir kuat – dengan kepribadian unik masing-masing
- Desain setting yang luar biasa
- Kekerasan eksplisit
- Variasi musuh yang cukup kaya
Kekurangan

Kualitas visual yang sayangnya, tidak cukup pantas untuk disebut next-gen.
- Kualitas visual yang tidak terasa next-gen
- Looting manual
- Sistem perk yang tidak terasa signifikan
Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan skenario perang penuh ledakan besar, tidak terlalu dengan tema yang tidak mengakar pada realita
Sumber : JagatPlay
0 komentar: