Review Dead Rising 3 : Bleeding!!!

Anda yang sudah sempat membaca preview kami sebelumnya, tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran akan apa yang ditawarkan oleh Dead Rising 3 ini. Sebagai salah satu game yang “membuka” jalan untuk langkah pertama Xbox One memasuki persaingan konsol generasi terbaru, Dead Rising 3 tampil cukup memesona di versi PC yang akhirnya dirilis, setelah penantian yang cukup lama. Tidak hanya dari kualitas visual, tetapi juga fakta bahwa game generasi terbaru ini memuat gebrakan teknologi yang cukup memesona untuk sebuah game open-world. Satu yang pasti, atmosfer fun yang dibawa dari dua seri Dead Rising sebelumnya tetap dipertahankan di seri teranyar ini.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dead Rising 3? Mengapa kami menyebutnya sebagai kiamat yang menyenangkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Selamat datang di Los Perdidos, sebuah kota yang akan terlihat indah, jika tidak ada ratusan ribu mayat hidup berkeliaran.

Anda berperan sebagai seorang montir bernama Nick Ramos yang berusaha bertahan hidup di tengah kekacauan ini.

Prioritasnya
secara langsung berubah, ketika pemerintah AS mulai menghitung mundur
waktu sebelum Los Perdidos lenyap dari muka bumi untuk selamanya.

Tidak
hanya harus berhadapan dengan para zombie, absennya hukum di Los
Perdidos juga melahirkan berbagai kelompok manusia yang tidak kalah
berbahaya.

Seiring dengan progress cerita, Ramos juga menemukan benang konspirasi kusut yang melibatkan pemerintah AS itu sendiri.

Is that…..
Bersenang-Senang!
Berbeda dengan sebagian besar game bertema zombie di luar sana yang seringkali mengasosiasikan diri dengan genre survival-horror, Dead Rising memang lebih dikenal sebagai franchise yang lebih menawarkan sensasi game action untuk sekedar bersenang-senang, tentu saja, dengan zombie sebagai objek utama penderitaan. Konsep zombie yang diusung juga terhitung klasik, sebagai mayat hidup yang bergerak pelan, mengandalkan jumlah sebagai sumber ancaman utama, dan tidak cukup pintar untuk beradaptasi. Sesuatu yang akan menerima desingan peluru dan hataman sisi tajam pedang Anda dengan tangan terbuka. Tentu saja seperti game-game Dead Rising sebelumnya, “masa liburan” Anda akan dibatasi oleh waktu tertentu. Untungnya, di seri ketiga ini, batas waktu tersebut jauh lebih panjang dan memungkinkan Anda untuk lebih banyak melakukan eksplorasi.
Anda
bisa menggunakan senjata melee dan range untuk menghabisi para zombie
ini. Tentu saja hingga batas tertentu. Senjata melee misalnya punya
batas durabilitas. Senjata akan hancur secara permanen begitu melewati
ambang batas ini.

Sementara senjara range dibatasi oleh jumlah peluru. Begitu peluru habis, senjata juga akan hancur permanen.

Butuh
“senjata pemusnah massal” yang lebih efektif, Anda selalu bisa
mengandalkan kendaraan untuk melibas para zombie dengan cepat. Namun
konsekuensinya, Anda memanen jumlah PP yang begitu minim.

Seperti
halnya sistem experience points, Ramos akan naik level ketika berhasil
mengumpulkan PP dalam jumlah tertentu. Untuk setiap kenaikan level, Anda
bisa menyuntikkan poin atribut untuk memperkuat Ramos itu sendiri.

Layaknya
sebuah game open-world, selain misi utama untuk melanjutkan cerita, ada
segudang side-mission yang bisa Anda tempuh di Dead Rising 3.

Salah satu yang terbaik? Tentu saja pertarungan melawan para Psycho.

Untuk
memperbesar probabilitas selamat, Anda bisa membuka beberapa area Safe
House yang memungkinkan Anda untuk mengambil kembali senjata yang sudah
pernah Anda gunakan sebelumnya, tentu dengan batas tertentu.
Dunia Padat

Jika
dilihat sepintas, Los Perdidos memang tidak terlihat seperti sebuah
kota yang besar. Jangan salah, ia adalah salah satu dunia open-world
paling “padat” yang pernah ada.
Padat? Benar sekali. Berapa banyak dari Anda yang seringkali menemukan game open-world dengan map luas yang kemudian berujung pada fakta, bahwa sebagian besar “kota luas” yang Anda temui ini ternyata tidak bisa dijelajahi sama sekali. Mereka sekedar menawarkan susunan bangunan tinggi sebagai kosmetik dengan pintu yang hanya muncul sebagai tekstur belaka. Hal ini tidak terjadi di Dead Rising 3. Terlepas dari ukurannya yang kecil, hampir sebagian besar bangunan yang terdapat di Los Perdidos bisa Anda jelajahi dan bukan sekedar kosmetik semata. Ini berarti Anda bisa memasukinya, lengkap dengan desain interior uniknya masing-masing. Beberapa tempat yang terkunci juga akan bisa terbuka begitu Anda mencapai progress tertentu di dalam cerita.

Hampir sebagian besar bangunan di Dead Rising 3 bisa dijelajahi, dengan desai interior uniknya masing-masing.

Tidak
hanya itu saja, ada segudang collectibles yang bisa Anda buru. Termasuk
ratusan blueprint untuk membangun senjata keren, aneh, dan super unik.

Menariknya
lagi? Setiap senjata unik yang berhasil Anda bangun secara otomatis
akan bisa langsung diakses dan digunakan kembali di Weapon Locker.

Tidak
hanya senjata, Anda juga bisa menemukan serangkaian item kosmetik yang
bisa dikenakan Nick Ramos, dengan kombinasi sesuka hati Anda. Blanka
dengan chainsaw dan pakaian ketat? Why not..

Sayangnya,
Dead Rising 3 tidak memiliki fitur fast travel sama sekali. Misi
sampingan yang lokasinya seringkali berada di sudut berlawanan, ditambah
desain jalan yang membingungkan, membuat rutinitas ini pelan tapi
pasti, terasa menyebalkan.
Port yang Masih Bermasalah
Sebagian besar dari Anda yang sempat mengikuti perkembangan berita game di dunia maya tentu saja sangat memahami bahwa proses port Dead Rising 3 dari Xbox One ke PC ini ternyata lebih banyak mengundang kritik. Salah satu yang seringkali dipermasalahkan adalah fakta bahwa Capcom mengunci framerate game ini di 30fps. Tidak hanya itu saja, Capcom bahkan secara terbuka lepas tangan, dan menyatakan bahwa apapun masalah yang mungkin terjadi jika gamer berupaya mencapai framerate 60fps, bukan lagi tanggung jawab mereka. Benar saja, game ini memang sulit untuk berjalan di framerate optimal. Dengan perintah tambahan yang beredar luas di dunia maya, gamer PC sebenarnya bisa membuka limit framerate ini. Namun sayangnya, banyak yang menyebut bahwa spesifikasi PC super kuat dengan harga puluhan juta Rupiah bahkan sulit untuk membuat game ini berjalan secara konsisten di 60fps. Garis besarnya, port-nya sendiri tidak optimal. JagatPlay memang tidak tertarik untuk menembus batas ini, namun berbagai masalah juga sempat kami rasakan di gameplay.Framerate yang turun cukup jauh, terlepas dari cap 30fps yang tetap dipertahankan jadi masalah klasik yang sering ditemukan. Berjalan di satu area penuh zombie, tanpa kendaraan, akan menjadi mimpi buruk tersendiri. Namun masalah juga terjadi di sisi gameplay. Salah satu yang cukup menyebalkan adalah karakter utama Anda yang terkadang berhenti selama beberapa detik, tidak bisa digerakkan ketika Anda selesai melakukan save, misalnya. Ketika berada di kerumunan zombie yang tengah kelaparan, hal ini bisa membuat Anda menerima damage yang cukup signifikan. Untungnya, masalah ini sedikit teratasi setelah ada update kecil yang dilemparkan via Steam.

Masalah karakter yang hanya terdiam setelah mengakses fungsi tertentu sempat terjadi di rilis awal.

Namun masalah terbesar yang kami hadapi? PC yang selalu Freeze ketika Anda berusaha berhenti dari game yang satu ini.
Eksplorasi Efektif Dengan Teman

Dead Rising 3 juga menyediakan mode multiplayer kooperatif.
Apa yang membuat mode kooperatif ini menarik? Bahwa beban Anda akan terbagi, apalagi jika Anda berambisi untuk mengumpullkan setiap Collectibles yang ada. Untuk setiap Blueprint yang Anda atau teman Anda dapatkan, setiap side mission yang berhasil diselesaikan, setiap Collectibles yang berhasil didapatkan, Anda akan berbagi pencapaian itu bersama-sama, bahkan ketika Anda kembali ke mode single player sekalipun. Hal yang sama juga terjadi di progress cerita yang ada, jika kebetulan Anda masih terperangkap di titik yang sama.

Berbagi
beban. Setiap pencapaian setelah mengumpulkan collectibles atau
menyelesaikan side mission tertentu akan bertahan di masing-masing user.

Sayangnya
sistem friendly fire juga hidup di mode online ini. Anda yang iseng
bisa saja menghancurkan pengalaman bermain gamer yang lain.

Seberapa menyenangkannya pengalaman Anda? Akan sangat bergantung pada “kerendahan hati” user yang lain.
Berakhir menyenangkan atau menjengkelkan? Sangat bergantung pada player seperti apa yang Anda temui.
Kesimpulan

Dead
Rising 3 berhasil membuktikan diri sebagai sebuah game open world super
menyenangkan yang terlalu sayang untuk dilewatkan, apalagi jika Anda
sudah pernah mencicipi seri Dead Rising sebelumnya. Alih-alih
menyeramkan, zombie-zombie di Dead Rising 3 justru akan membuat Anda
terperangkap di layar monitor untuk waktu yang cukup lama, sebuah
skenario kiamat yang justru membuat kita ketagihan.
Namun, jika Anda membaca dengan lengkap review kami di atas, Anda tentu menyadari bahwa game ini datang dengan beberapa kekurangan yang cukup mempengaruhi sensasi gameplay yang ada. Dari fakta bahwa Anda harus bergerak kesana kemari untuk menyelesaikan misi sampingan tanpa fitur fast travel, atau karena proses port yang masih menyisakan beragam masalah, menjadi catatan tersendiri. Namun ada satu kekurangan lain yang pantas menjadi perhatian, AI. Tentu saja kita tidak tengah membicarakan AI Zombie yang memang seharusnya bodoh, tetapi karakter survivor yang bisa Anda bawa ke dalam perjalanan untuk membantu perjalanan. Alih-alih membantu, karakter AI pendukung lebih cocok disebut sebagai sumber masalah baru. Tidak adaptif terhadap situasi yang ada dengan respon lambat, Dead Rising 3 justru terasa lebih maksimal tanpa kehadiran mereka. Bayangkan saja, salah satu side mission kami berakhir gagal, hanya karena tiga orang AI yang menemani kami, secara otomatis, menembaki zombie yang seharusnya dilindungi sebagai bagian dari misi. What the..
Namun terlepas dari hal tersebut, Dead Rising 3 berhasil membuktikan diri sebagai sebuah game open world super menyenangkan yang terlalu sayang untuk dilewatkan, apalagi jika Anda sudah pernah mencicipi seri Dead Rising sebelumnya. Alih-alih menyeramkan, zombie-zombie di Dead Rising 3 justru akan membuat Anda terperangkap di layar monitor untuk waktu yang cukup lama, sebuah skenario kiamat yang justru membuat kita ketagihan.
Kelebihan

Desain senjata super gila dengan sensasi yang berbeda satu sama lain..
- Desain Los Perdidos yang padat
- Karakter Psycho yang memang gila
- Jumlah Zombie yang lebih masif
- Desain senjata dan kendaraan kombinasi yang unik dan keren
- Setiap senjata terasa berbeda
- Progress karakter dengan sistem skill
- Segudang Collectibles yang cukup menggoda untuk dikumpulkan
- Beragam kostum yang mengundang tawa
- Kualitas visual yang memanjakan mata
Kekurangan

AI karakter pendukung yang sangat tidak bisa diandalkan dan lebih terasa seperti beban.
- Plot yang terlewat klise
- AI karakter pendukung yang tidak adaptif, bahkan terkesan tolol
- Minus fitur Fast Travel, padahal misi terus meminta Anda bergerak ke sudut kota
- Butuh lebih banyak varian musuh
- Desain Peta yang menjengkelkan
Tidak cocok untuk gamer: PC yang hanya bisa menikmati game di standar 60fps, yang butuh game open world dengan tema yang lebih serius
Source : JagatPlay
0 komentar: